Asam kojic merupakan produk sampingan proses
fermentasi pembuatan malt dari nasi seperti yang dilakukan dalam memproduksi
sake, arak beras Jepang. Ada berbagai penelitian meyakinkan—baik secara in
vitro (dalam tabung percobaan) dan in vivo (pada subyek hidup)—yang menunjukkan
bahwa asam kojic efektif dalam menghambat produksi melanin (Sumber: Archives of
Pharmacal Research, Agustus 2001, halaman 307-311). Asam glycolic atau kojic,
atau asam glycolic dengan hydroquinone, sangat efektif dalam mengurangi pigmen
pada pasien melasma (Sumber: Dermatological Surgery, Mei 1996, halaman
443-447). Jadi mengapa tidak ada lebih banyak produk yang mengandung asam
kojic? Hal itu karena asam kojic merupakan bahan yang sangat tidak stabil dalam
formula kosmetik. Jika terekspos terhadap udara atau sinar matahari, asam kojic
dapat berubah warna jadi kecoklatan dan kehilangan kemampuanya. Banyak
perusahaan kosmetik yang menggunakan kojic dipalmitate sebagai alternatifnya
karena kojic dipalmitate jauh lebih stabil dalam formula. Akan tetapi, tidak
ada penelitian yang dapat menunjukkan bahwa kojic dipalmitate sama efektifnya
dengan asam kojic, walaupun kojic dipalmitate merupakan antioksidan yang baik.
Selanjutnya, beberapa penelitian yang kontroversial membuktikan kalau asam
kojic memiliki unsur karsinogenik (Sumber: Mutation Research, Genetic
Toxicology and Environmental Mutagenesis, Juni 2005, halaman 133-1450 dan
Toxicological Sciences, September 2004, halaman 43-49).
No comments:
Post a Comment