Tuesday, December 20, 2011

Solusi Perawatan Kulit Eczema (Eksim)


Eksim merupakan masalah yang sangat pribadi bagi saya karena eksim adalah penyakit kulit yang saya perangi mulai dari usia 8 hingga awal 30an. Bahkan hingga saat ini terkadang saya masih mengalaminya dan saya selalu memiliki satu tube krim cortisone yang diperkuat konsentratnya (berdasarkan resep) di dekat saya. Hal ini paling parah saat saya masih sangat muda. Lebih dari 70% kulit badan saya gatal, lecet, memerah, dan terjadi penebalan kulit. Saya keluar masuk kantor dokter kulit berusaha mencari jalan keluar, yang tidak pernah saya dapatkan sampai belakangan saat keadaan tersebut membaik dengan sendirinya. Saya merasa sangat berempati dengan mereka yang tertimpa masalah ini. Walaupun saat ini kita sudah semakin banyak tahu tentang bagaimana kulit berfungsi, eksim tetap merupakan sebuah misteri. Pengobatan telah banyak melakukan kemajuan dalam masalah ini, tetapi mereka juga gagal. 

Eksim (juga dikenal dengan atopic dermatitis) merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan beragam jenis ruam kulit yang aneh yang berkisar dari satu bagian kecil dari kulit terasa sedikit gatal, agak kering dan teriritasi hingga seluruh tubuh kemerahan dan membengkak dengan parah, kulit kehilangan kelembabannya, kulit menebal dan terasa sangat gatal. Walaupun ada kesamaan, yang menarik adalah eksim bisa terlihat dan terasa berbeda antar satu orang dengan orang lain. Eksim biasanya timbul pada area lipatan tangan dan kaki, belakang leher, punggung tangan, punggung kaki, dan pergelangan tangan. 

Walaupun telah dilakukan penelitian selama bertahun-tahun, penyebab sesungguhnya dari eksim tetap tidak diketahui. Salah satu teori yang paling umum adalah penderita eksim memiliki respon imunitas sirkuit pendek. Maksudnya, kulit bereaksi dengan tidak normal saat kulit mengalami kontak dengan suatu unsur. Dalam kasus eksim yang parah, unsur tersebut bisa selembut air. Bagi yang lainnya, pemicunya bisa apa saja seperti pakaian, detergen, sabun, rumput, produk makanan, zat penyebab alergi (termasuk debu) hingga kurangnya kelembaban, atau kombinasi dari unsur-unsur. Yang lebih membuat putus asa lagi adalah reaksi tersebut bisa saja terjadi secara sporadis tanpa ada kesamaan atau tanpa diketahui mengapa atau kapan hal tersebut terjadi. Selain itu, tampaknya terdapat unsur keturunan dalam eksim. Misalnya, seorang anak yang orang tuanya menderita eksim memiliki kemungkinan 80% mengalaminya. Selanjutnya, baik pada orang tua ataupun anak, situasi yang menimbulkan stress cenderung untuk memicu, memperpanjang, atau memperburuk eksim. 

Apapun penyebabnya, kulit yang mengalami eksim bereaksi terhadap unsur ataupun keadaan lingkungan tanpa terkendali dan mengakibatkan kulit memerah dan membengkak mulai dari sedikit hingga parah, yang mengakibatkan rasa gatal dan digaruk. 

Beberapa bentuk eksim yang umum terjadi adalah: 

Atopic eczema (juga disebut sebagai atopic dermatitis): Mungkin bentuk eksim yang paling berbahaya dan menyakitkan, dicirikan dengan sensasi gatal dan iritasi yang sangat parah dan tidak tertahankan, menyebabkan kulit lecet, pecah-pecah, dan rentan terhadap infeksi.

Penyakit kulit yang timbul akibat kontak terhadap unsur penyebab alergi atau iritasi: Jenis eksim yang spesifik ini terjadi saat kulit terkena kontak langsung dengan unsur tertentu yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan berlebihan, sehingga kulit memerah dan membengkak serta sensitif. Hal ini paling sering diakibatkan oleh wewangian, nikel, detergen, wol, rumput, jeruk citrus, produk pembersih rumah, dan cuka. Begitu Anda telah mengenali unsur tersebut, menghindarinya dapat menyelesaikan masalah. Salah satu bentuk dari jenis ini adalah eyelid dermatitis (penyakit kulit pada kelopak mata). Biasanya warna kulit sedikit hingga agak merah, penebalan kulit, kulit bersisik, dan membengkak. Hal ini sangat umum dan terjadi pada hampir semua wanita, disebabkan oleh penggunaan produk penata rambut, makeup, dan pewarna kuku/kuteks yang mengenai area mata. Cara terbaik untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menghentikan penggunaan dan mencari pilihan lain yang tidak memicu reaksi.
Infantile seborrhoeic eczema: Lebih dikenal dengan cradle cap, bentuk eksim ini biasanya hanya mempengaruhi bayi selama tahun pertama kehidupan mereka. Kulit yang menebal, kasar dan kadang kemerahan ini mungkin terlihat parah, tetapi penyakit ini jarang terasa gatal atau bahkan dirasakan oleh sang anak.
Adult seborrhoeic eczema: Terjadi pada orang dengan usia di atas 20 dan 40 tahun. Biasanya terlihat di kulit kepala sebagai ketombe ringan, tetapidapat menyebar ke wajah, telinga dan dada. Kulit menjadi merah, membengkak dan mulai bersisik. Keadaan ini dipercaya disebabkan oleh tumbuhnya jamur. Jika keadaannya mulai terjadi infeksi, perawatan dengan krim anti jamur mungkin diperlukan. 

Nummular eczema: Biasanya timbul di kaki, ciri-ciri nummular eczema adalah munculnya noda berwarna pink hingga merah pada kulit yang mungkin seperti kulit jeruk jika terjadi penebalan kulit. Jika tidak dilakukan pengobatan, bintik yang kering tersebut biasanya menghitam dan menebal. Jenis eksim ini paling umum terjadi pada wanita muda dan wanita dengan usia antara 50-60 dan gejalanya biasanya terjadi di musim salju.

Perawatan untuk Eksim
Walaupun tidak ada penyembuhannya, masih ada sejumlah perawatan yang dapat membantu mengurangi gejalanya dan menurunkan tingkat ketidaknyamanannya.

Perawatan kulit yang lembut dan efektif: Yang mengejutkan, pertahanan pertama adalah perawatan kulit yang lembut secara rutin dapat mencegah atau mengurangi kulit kemerahan dan membengkak dan menjaga kulit tetap lembab. Meningkatkan struktur luar kulit dengan mengunakan antioksidan, bahan yang menyerupai unsur yang ditemukan pada kulit normal dan sehat, zat anti-iritasi, dan pelembab dapat memberikan hasil yang luar biasa bagi kebanyakan jenis eksim. Rekomendasi untuk perawatan kulit yang lembut dan efektif dapat Anda temukan di akhir artikel ini. 

Menghindari unsur yang menyebabkan iritasi: Selain rutin menggunakan perawatan kulit yang lembut dan pelembab yang diformulasikan dengan baik, menghindari hal-hal yang dapat memicu reaksi kulit juga sangat penting. Menghindari unsur yang diketahui dapat menyebabkan iritasi dan terkena air berkepanjangan juga akan menguntungkan. Selain itu, penting untuk mengaplikasikan ulang pelembab setelah mencuci bagian tubuh, terutama bagian tangan, karena sabun dan pembersih dikenal dapat memicu reaksi. Jika Anda tahu unsur apa yang memicu reaksi pada kulit Anda, jangan gunakan lagi, jika mengkin. Dan jika Anda menggunakan sabun atau pembersih batangan, gantilah dengan cairan pembersih yang mudah larut dan mengandung bahan pembersih detergen yang lembut (hindari apapun yang mengandung sodium lauryl sulfate atau sodium C14-16 olefin sulfonate).

Steroid yang dioleskan: Pengobatan yang paling umum dan berhasil adalah steroid oles yang diperkuat konsentratnya dan berdasarkan resep (krim cortisone). Krim cortisone yang tersedia bebas bisa efektif untuk bentuk eksim yang ringan atau temporer tapi bila gagal, krim cortisone yang diresepkan dapat sangat membantu. Walaupun tidak ada efek samping yang merugikan dari menggunakan krim cortisone yang diperkuat konsentratnya dalam jangka waktu yang singkat, penting untuk hanya mengaplikasikannya pada area yang terinfeksi dan mengaplikasikannya sesuai dengan kebutuhan saja. Penggunaan krim cortisone secara berulang dan dalam waktu yang panjang (bertahun-tahun, bukan perawatan jangka pendek) dapat menyebabkan penipisan kulit dan penuaan dini. 

Steroid yang diminum (oral): Dalam beberapa kasus eksim yang parah saat steroid oles tidak mampu membantu, steroid oral mungkin diresepkan, tetapi hanya di bawah pengawasan dokter karena efek samping yang serius yang dikaitkan dengan jenis pengobatan ini. 

Immunomodulators yang dioleskan: Pada tahun 2000 dan 2001, Protopic (bahan aktif tacrolimus) dan Elidel (pimecrolimus) disetujui oleh FDA sebagai obat oles baru untuk merawat eksim. Obat ini bukanlah cortisone atau steroid melainkan obat yang dapat mengatur respon kekebalan kulit. Penelitian awal memberikan hasil yang sangat positif dan " FDA mendasarkan persetujuannya pada penelitian selama 3 X 12 minggu yang menunjukkan bahwa 28-37% pasien yang menggunakan Protopic mengalami perkembangan sebesar 90% atau lebih, sesuai dengan pengukuran dokter, dan dua buah penelitian yang masing-masing selama 1 tahun menunjukkan bahwa obat ini aman untuk digunakan secara tidak tetap tentu dalam jangka waktu yang panjang. " (Sumber: http://www.fda.gov/bbs/topics/ANSWERS/ANS01060.html.) Elidel bekerja dengan cara yang sama dan hasil penelitiannya juga sama positifnya. Dengan kata lain, dengan menekan sistem kekebalan tubuh dapat mencegah respon kekebalan kulit yang bermasalah. 

Sangat disesalkan, Maret 2005, FDA membuat pengumuman mengenai krim Elidel (pimecrolimus) dan Protopic (tacrolimus) Ointment "menginformasikan kepada kalangan penyedia layanan kesehatan dan para pasien mengenai potensi resiko kanker akibat penggunaan Elidel (pimecrolimus) dan Protopic (tacrolimus)…" FDA menjelaskan "Kekhawatiran ini muncul berdasarkan penelitian yang dilakukan pada binatang, laporan dari sejumlah kecil pasien, dan cara kerja obat ini [menekan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan sel kanker berkembang, dimana sel ini seharusnya bisa diserang dan dihancurkan oleh fungsi normal sistem kekebalan]. Dibutuhkan penelitian pada manusia selama 10 tahun atau bahkan lebih lama untuk menentukan apakah penggunaan Elidel atau Protopic dapat dihubungkan dengan kanker. Sementara ini, resiko ini masih belum pasti dan FDA menyarankan agar Elidel dan Protopic sebaiknya hanya digunakan sebagai label, untuk para pasien yang telah gagal melakukan perawatan dengan terapi lainnya. " (Sumber: http://www.fda.gov/cder/drug/advisory/elidel_protopic.htm.) 

Phototherapy: Penelitian menunjukkan bahwa mengekspos kulit pada sinar UVA atau UVB dapat membantu mengurangi gejala eksim yang kronis. Di bawah pengawasan tenaga medis, penggunaan bola lampu yang dirancang secara khusus dan diletakan dalam sebuah kotak membantu agar hanya bagian yang terinfeksi yang disinari. Eksim yang lebih parah atau kronis dapat dirawat dengan menggunakan sinar UVA yang dikombinasikan dengan pengobatan psoralen yang diberikan sesuai resep. Psoralen dapat diberikan secara oral (diminum) atau dengan dioleskan, dapat meningkatkan sensitifitas kulit terhadap cahaya. Perawatan ini dikenal dengan PUVA (Psoralen + sinar UVA).
Perawatan phototherapy rumit dan mahal. Perawatan ini dilakukan beberapa kali seminggu dalam suatu jangka waktu atau seminggu atau sebulan hingga beberapa bulan di kantor dokter. Terlebih lagi, resiko penuaan dini dan meningkatnya resiko kanker kulit akibat terapi radiasi UV sama dengan resiko sunbathing (berjemur). 

Perawatan alternatif: Untuk mereka yang sedang mencari alternatif dari perawatan berdasarkan resep dan juga metode telah disebutkan di atas, sebuah studi yang menarik sehubungan dengan eksim muncul di The Archives of Dermatology edisi Januari 2001. Studi ini melaporkan penelitian di Jepang yang menunjukkan bahwa dua per tiga pasien eksim membaik setelah sebulan minum satu liter teh oolong setiap harinya. Menurut studi tersebut "118 pasien … diminta untuk mempertahankan perawatan dari ahli kulit mereka. Tetapi mereka juga diminta untuk minum teh oolong yang terbuat dari satu kantong teh seberat 10-gram dalam 1000 milliliter air mendidih dan direndam selama 5 menit. Setelah 1 bulan perawatan 74 (63%) dari 118 pasien menunjukkan kemajuan yang sedang. Dalam waktu 6 bulan masih terlihat ada kemajuan yang baik pada 64 pasien (54%)."
Studi tersebut menyimpulkan "Kemampuan terapeutik dari teh oolong mungkin merupakan hasil dari zat anti-alergi yang terdapat dalam teh polyphenols." Walaupun penelitian tersebut tidak meneliti lebih lanjut bagaimana jika perawatan luar pasien dihentikan, pasien memang mendapat keuntungan. Jadi dengan mengkombinasikan perawatan luar (pelembab dan mungkin krim cortisone) dengan teh oolong, mungkin efek positifnya menjadi bertambah sehingga para penderita eksim dapat bernafas lega.
Evening primrose oil dan borage oil mengandung gamma linolenic acid, yang mungkin memainkan sedikit peranan dalam kesehatan kulit secara umum dan mendapat reputasi dalam mengurangi kemunculan eksim jika dioleskan. Beberapa studi, termasuk yang terdapat dalam British Medical Journal (Desember 2003, halaman 1358-1359), telah menunjukkan bahwa pengobatan ini tidak memberikan hasil. Tetapi jika Anda tertarik dengan pengobatan alternatif untuk eksim, Anda dapat mencobanya karena memang tidak ada atau sangat sedikit efek sampingnya.
Ada juga penelitian yang menunjuk pada pertimbangan pola makan sebagai sumber reaksi. Jika menghentikan konsumsi makanan tertentu seperti produk yang mengandung susu, gluten, makanan yang diproses, atau kacang-kacangan dapat mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan timbulnya eksim, maka hal ini patut dicoba.
(Sumber lain untuk artikel ini: Dermatologic Therapy, September 2004, halaman 264; Pediatrics, Januari 2006, halaman 118-128; Current Medical Research and Opinion, November 2005, halaman 1735-1739; British Journal of Community Nursing, Oktober 2005, halaman 453-456; Homeopathy, Oktober 2005, halaman 215-221; Pediatric Allergy and Immunology, September 2005, halaman 527-533; American Journal of Clinical Dermatology, Juni 2005, halaman 203-213; Journal of Dermatology, Mei 2005, halaman 346-353; British Journal of Dermatology, Juni 2005, halaman 1193-1198; Skin Pharmacology and Physiology, Mei-Juni 2005, halaman 103-114; Archives of Dermatology, Desember 2004, halaman 1463-1466; dan The Skin Sourcebook, Alan S. Boyd, M.D., 1998, halaman 45-62).

No comments:

Post a Comment