Tuesday, December 20, 2011

“Oil-Free”, Sebuah Pernyataan Tak Berarti


Kata “oil-free/bebas minyak” adalah sebuah pernyataan tidak berarti yang dapat menyesatkan konsumen untuk membeli produk-produk yang sebenarnya dapat menyumbat pori-pori. Ada berbagai macam bahan yang mungkin tidak terdengar seperti minyak tetapi sebenarnya dapat menimbulkan jerawat. Sebaliknya, tidak semua minyak dapat membuat pori-pori tersumbat. Tetapi yang terjadi adalah banyak produk kosmetik (kosmetik apapun yang tidak berbentuk cair) mengandung bahan pengental yang mirip wax/lilin dan dapat menyumbat pori-pori. Bahan-bahan pelembab yang umum digunakan serta sangat baik untuk kulit kering dapat menimbulkan masalah bagi orang dengan kulit berminyak atau berjerawat. Saat sebuah produk terlihat berbentuk cream atau lotion (bila dibandingkan dengan cairan), bahan-bahan yang membuatnya tetap berbentuk demikian dapat membuat pori-pori tersumbat. Walaupun bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan banyak masalah, mereka tetap banyak digunakan dalam produk-produk yang menyatakan dirinya sebagai produk yang “oil-free/bebas minyak.”
Selain dari produk-produk yang menyatakan dirinya bebas minyak, banyak label yang menjanjikan bahwa produk tersebut "noncomedogenic/tidak mengakibatkan timbulnya komedo" atau "nonacnegenic/tidak mengakibatkan timbulnya jerawat." Banyak dari antara kita yang membeli sebuah produk karena janji ini, tetapi pada akhirnya menemukan bahwa produk tersebut tetap menyebabkan timbulnya jerawat. Pada kenyataannya, Anda tidak dapat mempercayai produk apapun yang menyatakan dirinya noncomedogenic karena tidak ada standar atau aturan yang baku untuk pernyataan tersebut.

Apakah Produk Tertentu Dapat Menimbulkan Jerawat?
Saya menerima begitu banyak pertanyaan mengenai apakah sebuah produk tertentu dapat mengakibatkan timbulnya jerawat. Kelihatannya banyak konsumen yang penasaran mengenai bahan comedogenic (maksudnya, bahan-bahan yang diketahui dapat membuat pori-pori tersumbat) mana yang harus dihindari.
Pertama-tama, seperti yang telah dinyatakan di atas, Anda tidak dapat mempercayai produk yang menyatakan dirinya noncomedogenic (atau nonacnegenic), karena tidak ada standar atau aturan baku untuk pernyataan tersebut. Yang jelas, banyak wanita yang sudah tahu bahwa menebak reaksi kulit mereka berdasarkan janji dari suatu produk, terutama yang berhubungan dengan blemish, adalah sebuah kesalahan. Mengapa begitu mustahil untuk menemukan produk yang tidak akan menyebabkan timbulnya jerawat? Hal ini karena semua bahan-bahan yang digunakan dalam kosmetik (kecuali air) dapat menyebabkan timbulnya jerawat, tergantung pada jenis kulit Anda.
Walaupun ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa beberapa bahan tertentu dapat memicu timbulnya jerawat, tetapi tidak ada satupun yang absolut. Ada beberapa situs yang menunjukkan daftar bahan-bahan yang dapat menyebabkan timbulnya komedo (comedogenic) dengan mengacu pada buku Step by Step Guide to Acne yang ditulis oleh Dr. Fulton dan diterbitkan pada tahun 1983 oleh Harper & Row. Pada saat itu (tahun 1983 sudah berlalu lama sekali), penelitian Fulton mengenai penyebab timbulnya jerawat sangatlah unik. Fulton mengaplikasikan bahan kosmetik tersebut pada telinga kelinci dan menunggu reaksi yang timbul. Walaupun penelitian ini terlihat sangat menjanjikan di masa lalu, tetapi penelitian ini tidak pernah direplikasi dan jarang disebutkan dalam penelitian-penelitian yang berikutnya (kecuali jika penelitian tersebut mendukung tujuan pemasaran perusahaan). Ada banyak alasan mengapa daftar seperti ini tidak dapat dipercayai.

Pertama, metodologinya menggunakan konsentrat murni dari bahan-bahan tersebut, bukan pada bagaimana bahan tersebut digunakan dalam formulasi kosmetik yang sesungguhnya (biasanya dalam jumlah kecil). Penelitian ini juga tidak membahas mengenai cara pengunaan dan pengaplikasiannya. Bahan-bahan dalam pembersih yang hanya terkena kulit selama beberapa detik bila dibandingkan dengan lotion atau cairan yang diaplikasikan pada kulit selama beberapa jam tentu memiliki tingkat resiko yang jauh berbeda. Penelitian ini juga tidak meneliti beragam ekstrak tanaman atau tabir surya dalam kosmetik yang baru diperkenalkan belakangan. Bisa dikatakan bahwa penelitian ini sudah ketinggalan jaman dan tidak lengkap.
Saya harus mengakui kalau saya juga bersalah karena telah memberitahukan beberapa hal yang membingungkan. Dalam buku saya, saya menuliskan daftar bahan-bahan yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Saya menuliskannya berdasar pada kandungan emollient-nya atau ciri-ciri-nya yang mirip wax/lilin, dan juga pada hasil penemuan dari beberapa penelitian kontemporer. Saya telah memperingatkan Anda mengenai produk-produk yang mengandung bahan-bahan seperti triglycerides, myristates, dan palmitates, tetapi sekarang bertanya-tanya apakah bijaksana untuk mencantumkan mereka, karena daftar ini bisa menjadi sebuah informasi yang menyesatkan. Sebagai contohnya, isopropyl palmitate adalah bahan pengental yang mirip wax/lilin yang digunakan untuk mengikat bahan-bahan lainnya. Bahan ini terasa emollient pada kulit, dan seringkali digunakan dalam pelembab untuk kulit kering. Sebaliknya, ascorbyl palmitate merupakan bentuk stabil dari vitamin C dan digunakan dalam jumlah kecil pada produk perawatan kulit, dan jarang sekali menimbulkan masalah bagi kulit. Jadi, selamat tinggal peraturan mengenai palmitate!
Selain itu, tercantumnya suatu bahan tertentu dalam daftar bahan belum tentu berarti banyak. Jika bahan tersebut disebutkan di akhir daftar bahan maka mungkin tidak akan terlalu berbahaya, tetapi jika bahan tersebut dicantumkan di awal, baik pada urutan kedua, ketiga, atau keempat, maka ia mungkin dapat menimbulkan masalah. Ingatlah juga bahwa bahkan bahan yang paling mungkin menimbulkan masalah sekalipun (seperti isopropyl myristate) tidak selalu menimbulkan masalah bagi semua orang. Hanya karena sebuah bahan dapat menyebabkan timbulnya jerawat, bukan berarti bahwa jerawat pasti muncul.
Faktor lain mengapa daftar semacam ini tidak dapat dipertanggung jawabkan adalah karena fakta bahwa ada ribuan bahan kosmetik yang digunakan dalam produk perawatan kulit dan produk makeup pada jaman sekarang! Banyak diantaranya merupakan emollient, bahan pengental yang mirip seperti wax/lilin, atau irritant yang dapat menimbulkan masalah kulit. Daftar yang lengkap dan menyeluruh bukan hanya mustahil, tetapi juga tidak lebih daripada dugaan semata.

Jadi, apa yang harus dilakukan seseorang bila ia ingin menghilangkan jerawat sementara ia masih menggunakan produk-produk perawatan kulit dan makeup? Walaupun saya masih berpendapat bahwa beberapa bahan lebih besar kemungkinannya untuk menimbulkan masalah dibanding yang lainnya, saya pikir cara termudah dan terpercaya yang dapat dipertimbangkan oleh para konsumen adalah dengan melihat konsistensi tekstur produk. Semakin kental suatu produk (maksudnya produk dengan tingkat kekentalan yang tinggi, bertekstur creamy), maka semakin besar kemungkinannya untuk menyebabkan timbulnya jerawat. Ini berarti Anda dapat merasa lebih aman dengan gel atau serum (maksudnya memiliki tingkat kekentalan yang rendah atau bertekstur seperti air).

Anda juga dapat mengasumsikan bahwa walaupun sebuah produk yang mencantumkan minyak nabati atau minyak mineral apapun di bagian awal daftar bahan membuat kulit terasa berminyak, rasa berminyak tersebut bukanlah patokan bahwa produk tersebut pasti akan memicu timbulnya jerawat. Dan terakhir, perhatikanlah bila ada bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi. Adanya kandungan alkohol, balm mint, camphor/kamper, eucalyptus/kayu putih, grapefruit (sejenis jeruk), lemon, limau, menthol, atau peppermint, walaupun dalam jumlah kecil dapat menyebabkan reaksi negatif yang dapat merusak proses penyembuhan kulit—dan mereka tidak dapat membantu menghilangkan jerawat.

No comments:

Post a Comment