Kata “oil-free/bebas minyak” adalah sebuah pernyataan
tidak berarti yang dapat menyesatkan konsumen untuk membeli produk-produk yang
sebenarnya dapat menyumbat pori-pori. Ada berbagai macam bahan yang mungkin
tidak terdengar seperti minyak tetapi sebenarnya dapat menimbulkan jerawat.
Sebaliknya, tidak semua minyak dapat membuat pori-pori tersumbat. Tetapi yang
terjadi adalah banyak produk kosmetik (kosmetik apapun yang tidak berbentuk
cair) mengandung bahan pengental yang mirip wax/lilin dan dapat menyumbat
pori-pori. Bahan-bahan pelembab yang umum digunakan serta sangat baik untuk
kulit kering dapat menimbulkan masalah bagi orang dengan kulit berminyak atau
berjerawat. Saat sebuah produk terlihat berbentuk cream atau lotion (bila
dibandingkan dengan cairan), bahan-bahan yang membuatnya tetap berbentuk
demikian dapat membuat pori-pori tersumbat. Walaupun bahan-bahan tersebut dapat
menimbulkan banyak masalah, mereka tetap banyak digunakan dalam produk-produk
yang menyatakan dirinya sebagai produk yang “oil-free/bebas minyak.”
Selain dari produk-produk yang menyatakan dirinya bebas
minyak, banyak label yang menjanjikan bahwa produk tersebut
"noncomedogenic/tidak mengakibatkan timbulnya komedo" atau
"nonacnegenic/tidak mengakibatkan timbulnya jerawat." Banyak dari
antara kita yang membeli sebuah produk karena janji ini, tetapi pada akhirnya
menemukan bahwa produk tersebut tetap menyebabkan timbulnya jerawat. Pada
kenyataannya, Anda tidak dapat mempercayai produk apapun yang menyatakan
dirinya noncomedogenic karena tidak ada standar atau aturan yang baku untuk
pernyataan tersebut.
Apakah Produk Tertentu Dapat Menimbulkan Jerawat?
Saya menerima begitu banyak pertanyaan mengenai apakah
sebuah produk tertentu dapat mengakibatkan timbulnya jerawat. Kelihatannya
banyak konsumen yang penasaran mengenai bahan comedogenic (maksudnya, bahan-bahan
yang diketahui dapat membuat pori-pori tersumbat) mana yang harus dihindari.
Pertama-tama, seperti yang telah dinyatakan di atas,
Anda tidak dapat mempercayai produk yang menyatakan dirinya noncomedogenic
(atau nonacnegenic), karena tidak ada standar atau aturan baku untuk pernyataan
tersebut. Yang jelas, banyak wanita yang sudah tahu bahwa menebak reaksi kulit
mereka berdasarkan janji dari suatu produk, terutama yang berhubungan dengan
blemish, adalah sebuah kesalahan. Mengapa begitu mustahil untuk menemukan
produk yang tidak akan menyebabkan timbulnya jerawat? Hal ini karena semua
bahan-bahan yang digunakan dalam kosmetik (kecuali air) dapat menyebabkan
timbulnya jerawat, tergantung pada jenis kulit Anda.
Walaupun ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
beberapa bahan tertentu dapat memicu timbulnya jerawat, tetapi tidak ada
satupun yang absolut. Ada beberapa situs yang menunjukkan daftar bahan-bahan
yang dapat menyebabkan timbulnya komedo (comedogenic) dengan mengacu pada buku
Step by Step Guide to Acne yang ditulis oleh Dr. Fulton dan diterbitkan pada
tahun 1983 oleh Harper & Row. Pada saat itu (tahun 1983 sudah berlalu lama
sekali), penelitian Fulton mengenai penyebab timbulnya jerawat sangatlah unik.
Fulton mengaplikasikan bahan kosmetik tersebut pada telinga kelinci dan
menunggu reaksi yang timbul. Walaupun penelitian ini terlihat sangat
menjanjikan di masa lalu, tetapi penelitian ini tidak pernah direplikasi dan
jarang disebutkan dalam penelitian-penelitian yang berikutnya (kecuali jika
penelitian tersebut mendukung tujuan pemasaran perusahaan). Ada banyak alasan
mengapa daftar seperti ini tidak dapat dipercayai.
Pertama, metodologinya menggunakan konsentrat murni
dari bahan-bahan tersebut, bukan pada bagaimana bahan tersebut digunakan dalam
formulasi kosmetik yang sesungguhnya (biasanya dalam jumlah kecil). Penelitian
ini juga tidak membahas mengenai cara pengunaan dan pengaplikasiannya.
Bahan-bahan dalam pembersih yang hanya terkena kulit selama beberapa detik bila
dibandingkan dengan lotion atau cairan yang diaplikasikan pada kulit selama
beberapa jam tentu memiliki tingkat resiko yang jauh berbeda. Penelitian ini
juga tidak meneliti beragam ekstrak tanaman atau tabir surya dalam kosmetik
yang baru diperkenalkan belakangan. Bisa dikatakan bahwa penelitian ini sudah
ketinggalan jaman dan tidak lengkap.
Saya harus mengakui kalau saya juga bersalah karena
telah memberitahukan beberapa hal yang membingungkan. Dalam buku saya, saya
menuliskan daftar bahan-bahan yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Saya
menuliskannya berdasar pada kandungan emollient-nya atau ciri-ciri-nya yang
mirip wax/lilin, dan juga pada hasil penemuan dari beberapa penelitian
kontemporer. Saya telah memperingatkan Anda mengenai produk-produk yang
mengandung bahan-bahan seperti triglycerides, myristates, dan palmitates,
tetapi sekarang bertanya-tanya apakah bijaksana untuk mencantumkan mereka,
karena daftar ini bisa menjadi sebuah informasi yang menyesatkan. Sebagai
contohnya, isopropyl palmitate adalah bahan pengental yang mirip wax/lilin yang
digunakan untuk mengikat bahan-bahan lainnya. Bahan ini terasa emollient pada
kulit, dan seringkali digunakan dalam pelembab untuk kulit kering. Sebaliknya,
ascorbyl palmitate merupakan bentuk stabil dari vitamin C dan digunakan dalam
jumlah kecil pada produk perawatan kulit, dan jarang sekali menimbulkan masalah
bagi kulit. Jadi, selamat tinggal peraturan mengenai palmitate!
Selain itu, tercantumnya suatu bahan tertentu dalam
daftar bahan belum tentu berarti banyak. Jika bahan tersebut disebutkan di
akhir daftar bahan maka mungkin tidak akan terlalu berbahaya, tetapi jika bahan
tersebut dicantumkan di awal, baik pada urutan kedua, ketiga, atau keempat,
maka ia mungkin dapat menimbulkan masalah. Ingatlah juga bahwa bahkan bahan
yang paling mungkin menimbulkan masalah sekalipun (seperti isopropyl myristate)
tidak selalu menimbulkan masalah bagi semua orang. Hanya karena sebuah bahan
dapat menyebabkan timbulnya jerawat, bukan berarti bahwa jerawat pasti muncul.
Faktor lain mengapa daftar semacam ini tidak dapat
dipertanggung jawabkan adalah karena fakta bahwa ada ribuan bahan kosmetik yang
digunakan dalam produk perawatan kulit dan produk makeup pada jaman sekarang!
Banyak diantaranya merupakan emollient, bahan pengental yang mirip seperti
wax/lilin, atau irritant yang dapat menimbulkan masalah kulit. Daftar yang
lengkap dan menyeluruh bukan hanya mustahil, tetapi juga tidak lebih daripada
dugaan semata.
Jadi, apa yang harus dilakukan seseorang bila ia ingin
menghilangkan jerawat sementara ia masih menggunakan produk-produk perawatan
kulit dan makeup? Walaupun saya masih berpendapat bahwa beberapa bahan lebih
besar kemungkinannya untuk menimbulkan masalah dibanding yang lainnya, saya
pikir cara termudah dan terpercaya yang dapat dipertimbangkan oleh para
konsumen adalah dengan melihat konsistensi tekstur produk. Semakin kental suatu
produk (maksudnya produk dengan tingkat kekentalan yang tinggi, bertekstur
creamy), maka semakin besar kemungkinannya untuk menyebabkan timbulnya jerawat.
Ini berarti Anda dapat merasa lebih aman dengan gel atau serum (maksudnya
memiliki tingkat kekentalan yang rendah atau bertekstur seperti air).
Anda juga dapat mengasumsikan bahwa walaupun sebuah
produk yang mencantumkan minyak nabati atau minyak mineral apapun di bagian
awal daftar bahan membuat kulit terasa berminyak, rasa berminyak tersebut
bukanlah patokan bahwa produk tersebut pasti akan memicu timbulnya jerawat. Dan
terakhir, perhatikanlah bila ada bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi.
Adanya kandungan alkohol, balm mint, camphor/kamper, eucalyptus/kayu putih,
grapefruit (sejenis jeruk), lemon, limau, menthol, atau peppermint, walaupun
dalam jumlah kecil dapat menyebabkan reaksi negatif yang dapat merusak proses
penyembuhan kulit—dan mereka tidak dapat membantu menghilangkan jerawat.
No comments:
Post a Comment