Walaupun hydroquinone memiliki tingkat keberhasilan
tertinggi dan sejarah panjang keamanan penggunaan dibaliknya, ada pemutih kulit
lainnya yang juga menunjukkan dapat memutihkan kulit. Tetapi penelitian yang
dilakukan terhadap bahan ini masih sedikit dan seringkali hasilnya malah
terlihat kurang mengesankan jika dibandingkan dengan hydroquinone. Menarik
untuk diketahui, beberapa dari antara bahan-bahan alternatif tersebut,
ironisnya, merupakan turunan dari hydroquinone. Diantaranya adalah ekstrak
mitracarpus scaber, ekstrak Uva ursi (bearberry), Morus bombycis (mulberry),
Morus alba (mulberry putih), dan Broussonetia papyrifera (mulberry
kertas)—semuanya mengandung arbutin (secara teknis dikenal sebagai
hydroquinone-beta-D-glucoside)—yang dapat menghambat produksi melanin.
Arbutin dalam bentuk yang murni dianggap
lebih baik dalam memutihkan kulit (alpha-arbutin, beta-arbutin, dan
deoxy-arbutin).
Sejumlah penelitian juga menawarkan beberapa pilihan
yang memiliki potensi untuk memutihkan kulit, diantaranya adalah ekstrak
licorice (khususnya glabridin), asam azelaic, dan vitamin C yang telah
distabilkan (asam L-ascobic, asam ascorbic, dan magnesium ascorbyl phosphate).
Tetapi, kebanyakan dari alternatif hydroquinone ini belum diketahui seberapa
banyak jumlah yang dibutuhkan dalam lotion atau cream untuk mendapatkan
khasiatnya.
Sejumlah kecil penelitian menunjukkan bahwa meminum
suplemen ektrak delima, asam ellagic, vitamin E, dan asam ferulic dapat
menghambat produksi melanin. Semua pilihan ini dapat Anda pertimbangkan dan
Anda coba. Walaupun, jika dibandingkan dengan penelitian ekstensif terhadap
efek hydroquinone dalam menghambat produksi melanin, alternatif lain tersebut
mungkin dapat mengecewakan Anda. Tetapi daya tarik alami mereka mungkin sulit
untuk diacuhkan begitu saja oleh para konsumen (Sumber: Experimental
Dermatology, Agustus 2005, halaman 601-608; Bioscience, Biotechnology, and
Biochemistry, Desember 2005, halaman 2368-2373; International Journal of
Dermatology, Agustus 2004, halaman 604-607; Journal of Drugs in Dermatology,
Juli-Agustus 2004, halaman 377-381; Facial and Plastic Surgery, Februari 2004,
halaman 3-9; Dermatologic Surgery, Maret 2004, halaman 385-388; Journal of
Bioscience and Bioengineering, Maret 2005, halaman 272-276; Journal of
Biological Chemistry, 7 November 2003, halaman 44320-44325; Journal of
Agriculture and Food Chemistry, Februari 2003, halaman 1201-1207; International
Journal of Cosmetic Science, Agustus 2000, halaman 291-303; dan Anti-Cancer
Research, September-Oktober 1999, halaman 3769-3774).
No comments:
Post a Comment