Tuesday, December 20, 2011

Vitamin D dan Sinar Matahari


Sulit untuk membayangkan bahwa sebuah vitamin dapat menjadi suatu kontroversi, tetapi itulah yang terjadi dengan vitamin D. Konfliknya di sini adalah resiko terlalu banyak mengekspos tubuh dengan sinar matahari padahal tubuh kita membutuhkan vitamin D. Kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, khususnya karena dapat menghalangi penyerapan kalsium dan fosfor, mengakibatkan ketidak-seimbangan yang kronis dan deteriorasi (penurunan fungsi) tulang. Sinar matahari merupakan sumber alami paling kaya, yang membantu tubuh kita membentuk vitamin D.

Anda mungkin tidak tahu bahwa, walaupun disebut sebagai vitamin, tetapi vitamin D sesungguhnya bukan benar-benar vitamin. Ia sebenarnya adalah hormon yang disebut dengan calcitrol. Saat kulit Anda terekspos dengan sinar UVB, ia mengubah 7-dehydrocholesterol (yang terdapat pada kulit dan aliran darah Anda) menjadi vitamin D, lalu hati dan ginjal akan mengaktivasikannya dan ia akan mengatur dan membantu penyerapan mineral kalsium dan fosfor pada tubuh. Karena hanya ada sedikit makanan yang secara alami mengandung vitamin D (pilihan terbaiknya adalah ikan salmon, ikan makarel, dan minyak hati ikan cod) kebanyakan dari kita harus bergantung pada sinar matahari atau makanan buatan yang mengandung vitamin D (seperti susu dan sereal) untuk memastikan tubuh kita mendapatkan vitamin D yang cukup.

Kontroversinya di sini adalah mengekspos kulit kita terhadap sinar matahari tanpa menggunakan tabir surya akan berbahaya, tetapi ada beberapa pihak yang percaya bahwa tabir surya dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam membentuk vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Kekhawatiran ini diungkapkan oleh beberapa sumber yang cukup terkenal (Sumber: http://www.intelihealth.com/IH/ihtIH/WSIHW000/325/20932/230636.html?d=dmtContent; http://www.cnn.com/2003/HEALTH/diet.fitness/10/28/vitamin.D.ap/; http://www.umm.edu/patiented/articles/what_sunscreen_guidelines_000020_4.htm; American Journal of Clinical Nutrition, Desember 2004, 80 (Suplemen 6):1678S-88S; dan Archives of Dermatology, Desember 1988, halaman 1802-1804).
Pada sisi lain dari perdebatan ini adalah mereka yang mendukung teori untuk menghindari sinar matahari (termasuk saya sendiri). Mereka mendorong penggunaan suplemen dan sumber nutrisi untuk mendapatkan jumlah vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dengan menggunakan tabir surya sebanyak mungkin karena tabir surya tidak menghalangi jumlah radiasi sinar UVB yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan vitamin D.

Sebuah artikel yang dicetak ulang di PCI Journal (Volume 12, Nomor 4, November 2004) merujuk pada komentar dari dermatologist (ahli kulit) Darrell S. Rigel, M.D., professor klinis, New York University Medical Center di New York. Ia menyatakan bahwa sebagai seseorang yang melihat dan merawat pasien penderita kanker kulit setiap harinya, mengherankan baginya bila ada seseorang yang sepenuhnya sadar dan mengatakan bahwa mengekspos diri pada sinar matahari dengan sengaja, untuk jangka waktu berapa lama pun, dapat menguntungkan. Kenyataannya adalah jumlah kanker kulit terus meningkat dan ilmu pengetahuan mendukung pernyataan bahwa penggunaan tabir surya setiap hari merupakan perlindungan terbaik dalam melawan efek yang merusak dari sinar matahari. Artikel yang sama juga menyebutkan sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1997 dan diterbitkan dalam Journal of the National Cancer Institute. Studi tersebut mengenai pasien penderita xeroderma pigmentosa (Sebuah penyakit yang membuat orang-orang terkena berbagai kanker kulit walau hanya terkena radiasi UV sesedikit mungkin). Studi tersebut menunjukkan bahwa para pasien ini, meskipun telah menghindari sinar matahari dan selalu menggunakan pelindung UV, memiliki kadar vitamin D yang normal selama beberapa tahun. Masalah lainnya adalah tidak ada tabir surya yang walaupun mengandung bahan aktif dan diaplikasikan sesering mungkin, dapat memberikan perlindungan 100% dari radiasi UV. Walaupun dalam jumlah yang kecil, UVB yang menembus tabir surya sudah cukup untuk memulai sintesis vitamin D (walaupun bergantung pada warna kulit Anda dan cuaca, suplemen vitamin D mungkin diperlukan).

Lebih jauh lagi, beberapa penelitian besar yang dikontrol menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D bukan dihasilkan dari penggunaan tabir surya secara terus menerus. Suplemen vitamin D bisa menjadi pilihan yang baik karena pola makan kita secara alami kekurangan vitamin D, selain itu seraya usia kita bertambah, kemampuan tubuh kita memproduksi vitamin D menurun karena berkurangnya 7-dehydrocholesterol (sebuah komponen dalam kulit yang memulai proses konversi menjadi vitamin D). (Sumber: The Journal of the American Osteopathic Association, Volume 103, Nomor 8, Agustus 2003, halaman 3-4; American Journal of Clinical Dermatology, Maret 2002, halaman 185-191; Dermatology, Januari 2001, halaman 27-30; British Medical Journal, Oktober 1999, halaman 1066). Sebelum memulai program suplemen vitamin apapun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu.

No comments:

Post a Comment